Terdiam Saling Mencari Sebuah Hal

Kemana kamu harus mengadu nasib, ketika tidak ada tempat berpangku, tempat dimana kita untuk bersandar itu menghilang dari hidup kita, itu lah yang aku rasakan saat ini. Tiada orang tercinta untuk memeluk, tiada juga orang-orang lainnya, tiada yang bergerak dalam hidup, semua yang kulihat hanya hampa. Apa yang harus aku lakukan? Bila lainnya bersama saling melengkapi, aku hanya diam dalam lamunan, begitu cerita dibalik kehidupanku rasakan. Apa aku menikmati hidup ini? Terlihat jelas, tidak perlu dikatakan. Apa aku bisa mewarnai hidupku? Aku rasa itu tidak mungkin. Aku hanya hidup sebatang kara, tiada yang dapat membantu hidupku. Namun terdapat satu hal dariku, dimana tidak dimiliki oleh lainnya, akan coba aku jaga itu dan berusaha simpan untuk selamanya..

Sambil berjalan-jalan kesana-kesini, aku mencoba menikmati angin segar. Siapa tahu aku dapat menemukan sesuatu hal lainnya dari hidupku. Segala pertanyaan yang ada juga dapat dijawab suatu ketika hari. Memandangi alam semesta setelah lama mengurung diri dari dalam sangkar, membuat terlepas seakan beban yang begitu sedalam-dalamnya seluas dunia, mungkin aku bisa bergerak lagi seperti oleh lainnya yang merasakan..

Aku menemukan seseorang yang terdiam, terdiam juga dalam lamunan dia, dia terlihat sama seperti aku, aku mencoba mendekatinya secara perlahan, perlahan-lahan bergerak namun pasti. Aku duduk terdiam di sebelahnya, dia tetap seperti tertidur lamunannya. Aku mencoba merubah situasi tersebut, tapi tetap dia hanya membisu..

Aku kehabisan akal pikiran ini, aku pun ikut terdiam bersamanya. Beberapa waktu berlalu berputar, aku bergerak-gerik bersamanya mengikuti waktu, tiada hal yang dapat dilakukan, tiada hal pun dapat dinikmati, tiada hal dapat untuk aku dan dia mencoba saling mewarnai hidup. Tiada yang dapat dikerjakan kami, selain aku dan dia terdiam..

"Apa kamu mencoba mengikutiku?" Tanyanya kepadaku yang saat itu mengantuk. "Tidak, aku tidak mengikuti." Jawabku kepadanya dengan tanpa berbelit-belit. "Oh, begitu." Katanya kepadaku dengan diam tenang mengikuti arus waktu. "Iya, begitu." Kataku kepadanya juga dalam diam bersama tenang yang menghanyutkan hidupku,.

Beberapa waktu berputar yang berlalu semakin lama dirasakan oleh aku, aku merasa gelisah akan sesuatu hal, sesuatu membuatku harus beranjak. Aku pun beranjak dari sana dan mencoba meninggalkan dia sendirian, aku pergi membeli makanan ringan mengisi perutku bagian hal itu, aku kemudian kembali ke tempatnya, aku berbagi kepadanya makan bersama..

"Apa kamu mencintai hidupmu, jika melakukan selalu hal seperti ini?" Tanyanya kepadaku yang merupakan hal sebenarnya adalah itu kegiatan hidupku. "Tidak mencintai itu adalah dosa, mencintai hidup adalah satu hal." Jawabku kepadanya adalah satu hal yang pernah kusebutkan pada sebelumnya. "Apa yang kamu berikan ini, sebenarnya wujud kamu masih peduli." Kata dia dengan datar tanpa emosi namun begitu mengena dirasakan. Apa yang dikatakan darinya itu, seperti merupakan hal lainnya kucari..

Aku berterima kasih besar buatnya, telah berusaha keras membangun kesadaranku. Aku rasakan pun sepertinya itu, dia juga berterima kasih darinya. Aku mulai melihat warna-warni dari hidup itu dengan sendiri, aku mulai melakukan hal yang seharusnya lakukan bagi sebuah kehidupan, bersama seiring berjalan dari arus waktu yang terus selalu berputar, aku pun mulai menikmati dengan penuh bahagia karena aku menemukannya..


Terdiam Saling Mencari Sebuah Hal


photo credit: Vantage point via photopin (license)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Terdiam Saling Mencari Sebuah Hal"

Posting Komentar

Budayakan Membaca Sebelum Berkomentar