Waktu Berupaya Untuk Sebuah Hidup

Aku seorang anak Sekolah sama seperti yang lainnya, aku harus banyak belajar, dari cerita masa lalu untuk kehidupan masa depan. Karena masa lalu, aku memiliki banyak masalah dalam sebuah kehidupan, karena tersebut, aku bermaksud merubah dengan cara belajar sebuah kesalahan. Aku berusaha keras untuk mengerti hal-hal sulit buat masa depan yang seketika akan tercapai bersama seiring berjalannya dari waktu. Kesalahan tersebut mengingatkan padaku untuk tidak mengulangi kejadian serupa sewaktu..

Begitu banyak hal yang terjadi pada sewaktu, detik, menit, jam. Tiap waktu yang berlalu sangat berperan penting bagi sebuah kehidupanku. Namun aku melakukan sebuah kesalahan, karena waktu mengatur jalan hidupku, aku jadi sulit beradaptasi dengan sekelompok teman-temanku yang berharga. Mereka mengatakan padaku dengan beraneka ragam variasi cara berbicaranya..

"Kenapa sih kamu berhenti bermain?" Tanya temanku ketika jam olahraga. "Belajar melulu, apa tidak bosan?" Tanya temanku yang duduk sebelahku. "Hei, tidak adakah pembicaraan lainnya?" Tanya temanku selagi jam istirahat.  "Tidak pulang sama-sama nih?" Tanya temanku pada sepulang Sekolah..

Dan begitu banyak hal lainnya yang mungkin tidak bisa terutarakan. Seringkali mereka mengucapkan kepadaku begitu, namun aku terdiam apa adanya, seketika mereka kemudian mulai menjauhiku, aku pun merasa terkucilkan disana..

"Apa aku ini anak yang jahat atau baik bagi mereka?" Tanyaku seketika menghitung setiap pertanyaan yang pernah ada selintas pikiranku. Walaupun pertanyaan tersebut tiada pernah terdengar lagi dari mereka semua. Namun karena itulah membuatku jadi merasa untuk tergerak memikirkan kembali. "Apa semua adalah kesalahan waktu, padahal aku berupaya yang terbaik." Tanya dengan kemudian kata-kataku terdiam seketika jam pelajaran berlangsung..

Ketika jam pelajaran berlangsung seperti pada biasanya, Perasaanku seolah berubah. Seorang gadis yang masuk di Sekolah SMA yang sama denganku. Dia datang dengan memberikan kesanku, hadiah terbaik melalui senyuman kecilnya. Bersama saat itu Pak Guru memperkenalkan pada hadapan kami semua. Begitu banyak yang tertarik padanya, terutama teman-teman pernah kukenal. Semua itu kelihatan apa adanya, tidak perlu pertanyaan apa adanya..

Aku duduk diam sendiri sambil memandang jendela ke luar Sekolah. Aku tidak tahu begitu jelas yang aku lihat saat ini, karena aku belum mengenal dekat, tapi dia langsung memberikan kesan. Kesan yang membuatku merasa dekat walaupun dia asing bagiku disini. Sambil memandang Kantin di luar jendela tempat biasanya aku bersinggah. Untuk mengisi perut kosong dengan makan dan minuman berada disana..

"Wah, sepertinya aku harus cepat, kalau tidak, bakal habis semua." Kataku dengan malas-malasan disana tidak membuatku berubah total kebiasaanku. Yang selalu memperhitungkan dan memperkirakan waktu secara tepat dengan bijak. Aku sangat menyukai dengan hidupku yang diatur oleh waktuku ini, jadi tidak ada masalah bagiku, selalu mengikuti kehendak dari seharusnya. Sudah aku pertimbangkan dan pikirkan matang saat ini, tidak berubah..

"Hai, aku boleh duduk di sampingmu? Rasanya tidak ada siapapun." Kata dia memandangku dekat setiba begitu saja dari tempat dudukku. Karena merasa melamun mengamati situasi ke luar jendela membuatku melupakannya. Sambil memandang tempat duduk sebelahku dimana biasanya diisi oleh temanku. Selama sewaktu berjalan, aku tidak mempunyai teman lagi sebagai obrolan. Dengan merasa dan menampilkan ekspresi sewajarnya seperti biasa aku katakan..

"Silakan duduk, aku tidak keberatan. Aku harap kamu bisa betah." Kataku yang sebelumnya pernah tersampaikan juga pada temanku yang sebelumnya. Teman-temanku yang melihat ke arahku, seperti menampilkan perasaan cemburu. Terutama teman yang aku kenal, entah apa yang harus kulakukan. Tapi sepertinya tidak perlu dipikirkan lagipula mereka semua bukan urusanku, yang aku lakukan saat ini adalah konsisten sewaktu yang mengatur..

"Tidak kok, sepertinya kamu baik. Tidak seperti dengan yang lainnya." Kata dari dia yang terdengar pertama kali dan berbeda sebelumnya. Dari teman yang pernah duduk di sebelahku, sambil memandang dirinya. Membuat kesan pertama kaliku padanya, melalui hadiah yang dipersembahkan padaku, aku terdiam terpaku melihatnya begitu pula sebaliknya dari dia disana. Dia pun duduk tanpa berbasa-basi hingga jam pelajaran usai..

Aku melihatnya dia mulai terusik dari teman-teman, termasuk temanku. Aku hanya terdiam seolah bukan urusanku, asal hal tersebut sewajarnya. Tidak ada yang perlu aku lakukan untuk ikut campur tangan. Sambil melihatnya terus-terusan membuatku jadi mulai merasakan kurang betah. Aku sangat tidak suka keadaan ini, aku pun menarik tangannya. Hal ini aku lakukan seharusnya dari sejak awal, tanpa mempertimbangkan. Mereka termasuk temanku yang memandangku seakan merasa memendam perasaan tidak suka kepadaku dari jarak jauh, tapi aku tidak merasa bersalah..


Waktu Berupaya Untuk Sebuah Hidup


photo credit: IMG_1727 via photopin (license)

Postingan terkait:

5 Tanggapan untuk "Waktu Berupaya Untuk Sebuah Hidup"

  1. Wah ciee..ad cewek dduk dsmping bangku kamu.. semangat dong belajarnya,seharusnya.. ganbatte jefry :)

    BalasHapus
  2. manfaatkan untuk hidup jangan terlalu fokus dengan satu hal saja. nikmati hidup bersama keluarga beserta teman dan kerabat

    BalasHapus
  3. hmmmm.. bergetar ketika membacanya gan. nice

    BalasHapus

Budayakan Membaca Sebelum Berkomentar