Suatu Ketika Pada Hari Ini

Apa yang akan kamu pikirkan jika secara mendadak cewek menembakmu? Terutama bagi kalangan cowok yang ada di sekitar sini menjawabnya, apa yang akan kamu lakukan jika kamu diberikan hadiah tercinta? Tentu yang dimaksudkan disini adalah pemberian dari orang yang tercinta. Apa yang akan kamu katakan jika orang sekitarmu sangat memujimu? Memuji karena kamu mencetak prestasi yang luar biasa dari sekitarnya. Suatu ketika pada hari ini, begitu lah kehidupan apa adanya, mungkin biasanya kamu mengalami segala pertanyaan tersebut, kamu sangat bahagia..

Seperti itu lah yang aku rasakan saat ini diam termenung, tidak tahu apa perasaan ini adalah mengekspresikan diri pada bahagia, atau lain dari hal sebagainya yang tercampur aduk bagian karakter, aku tidak tahu bagaimana cara menanggapi suatu ketika itu mengalaminya, karena aku berbeda daripada lainnya, aku tidak begitu tertarik kehidupan, bila mereka saling menggerakkan antara satu sama dengan yang lain, kebalikkan aku seperti digerakkan untuk mengikuti kehendak dari aku ini..

Seperti yang dikatakan sebelumnya pada awal memulai dari cerita ini, mungkin kamu akan merasakan perasaan yang dipenuhi dengan sebuah kebahagiaan, namun aku hanya merasakan diam termenung duduk di kursi goyang, sambil berpikir akan segala sesuatu dari ketika pada hari ini, dengan secara cermat dan teliti berpikir dengan keras menemukan jawabannya..

Aku hanya terdiam membisu ketika segala pertanyaan tersebut terlontarkan padaku, bersama cuaca sekitar seolah berubah-ubah kadang gelap kadang terang, ketika gelap gulita telah menyelimuti, aku merasakan ketakutan luar biasa, ketika terang benderang datang padaku, aku justru bingung cara menanggapinya..

"Apa aku ini bodoh atau pintar, bagaimana kiranya penilaian mereka?" Tanyaku suatu ketika tiba-tiba lepas dari terdiam yang membisu, sangat lama terlarut dalam berbagai perasaan yang campur aduk tersebut, namun tidak mengetahui atau mengenal perasaan sedang saat itu kualami, sambil berangan-angan dari dalam dan luar diriku untuk meraih, sesuatu yang belum tercapai semasa hidupku untuk merasakan warna-warni..

"Kamu tidak bodoh atau pintar, kamu adalah temanku seperti lainnya." Jawab seseorang dari dia disana kepadaku yang berada tepat disini. Di hadapan lurus yang tersambungkan dengan sebuah hubungan yang tertentu, aku melihatnya mendadak dia berdiri berada tepat mengucapkan rangkaian kata..

Aku berpikir, rangkaian kata dari yang dia susun, telah terpikirkan. Dengan secara jeli dan hati-hati, dia menyusunkannya seperti puzzle, dimana keping-kepingan yang terpisah, kemudian menyatu menjadi sebuah puzzle. Aku merasakan masuk dalam lubuk hatiku dan mulai mengerti tersebut. Namun aku mencoba untuk memastikannya sekali lagi melalui pertanyaan dariku. Pertanyaan yang mencoba dan menguji bagaimana dia harus untuk menjawabnya..

"Bagaimana aku untuk mengatakannya ya, apa aku sekarang harus bahagia?" Tanyaku kepadanya dengan senyuman misterius bagi sudut pandang dari dia. Dia yang berdiri disana dengan segala keyakinan dan kepercayaan lainnya. Dari teman-teman, sahabat, dan segala orang terdekat mengisi hidupnya. Dia salah satu dari sekian banyak orang yang terlihat berbeda, bagaimana cara pandang dalam penilaian tentangku yang berdiri hari ini..

"Tentu, kalau tidak, mungkin aku sedih, karena harus kehilangan sesuatu." Jawabnya kepadaku seolah dia selangkah di depan dariku saat ini. Kata-kata dari seorang rambut panjang lurus seperti bidadari turun, memberikan jawaban dari segala pertanyaan suatu ketika pada hari ini. Dia yang merupakan ternyata adalah orang yang melontarkan pertanyaan. Walaupun secara yang tidak langsung melalui tindakan tepat pada kelemahanku, dimana aku selalu mencoba menghindari agar aku dapat merasa aman..

Dia tahu dan sadar karena sangat memahami tentang siapa aku. Maka itu dia berusaha meyakinkanku, lewat sebuah jawaban bagaikan puzzle. Aku jadi mengerti begitu keras dari perjuangan hidupnya untuk menyemangatiku, namun selama ini aku malah terdiam membisu menerima segala kelemahan. Seharusnya aku harus menerobos kelemahan tersebut seperti sekuat yang diyakinkannya, melainkan aku malah menghindari daripada harus menghadapi kenyataan pahit hidupku..


Suatu Ketika Pada Hari Ini


photo credit: The fire engine house, IJsselstein, Netherlands - 4330 via photopin (license)

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Suatu Ketika Pada Hari Ini"

Budayakan Membaca Sebelum Berkomentar