Sewaktu Membagi Ruang Mengisi Satuan

Pernahkah kalian melihat waktu yang berjalan pada jam dinding terpajang? Atau mungkin jam tangan dan jam alarm dan lain sebagainya? Sewaktu yang membagi ruang dan mengisi satuan terdapat di dalamnya, tidak bisa dipungkiri begitu banyak hal ketika sewaktu itu berjalan, bersama berbagai perasaan lainnya yang sedang tertidur pada saat ini, padahal sewaktu memandang ke depan namun kamu dan dia disini..

"Apa yang kalian lakukan, seharusnya tahu, hari ini hari apa?" Tanyaku kepada kamu dan dia yang tertidur dengan menyuarakan membangunkannya. Namun kamu dan dia hanya terus dan tetap tertidur lelap. Walaupun aku sudah berusaha keras seiring melakukan berbagai cara lainnya. Tapi tetap mereka serasa bermimpi, seakan menganggap sewaktu tiada nilainya. Kamu dan dia hanya melampiaskan dirinya dengan bermalas-malasan disini..

Aku berjalan ke depan mengikuti arah dan tujuan untuk sewaktu. Sewaktu yang sudah berjuang keras, segala berjerih payah dari setiapnya, membagi ruang yang cukup luas untuk ditempati dengan banyak kesempatan, kemudian mengisi satuan untuk melahirkan sebuah kesempatan berkembang tiada berujung, tiada yang dapat aku pikirkan bila tanpa kamu dan dia. Tentang sewaktu yang kami bagi dan isi kini hampir mendekati..

Sebuah kesempitan sedang terjepit kesempitan. Tiada kiranya perhitungan sesuai rencana. Semua kini tinggal langkah selanjutnya dari aku yang akan melangkah. Kemana kini aku harus melampaui dari segala ketertinggalan yang bersisa, padahal tinggal sedikit lagi kesempatan yang terjepit dalam suatu kesempitan, akan melahirkan dan berkembang seperti apa yang sudah diharapkan bersama..

Menghitung waktu yang tinggal sedikit, kesempatan sedang terjepit dalam kesempitan. Tiap suara dari sewaktu seolah membatasi dari setiap gerak-gerikku. Aku hanya berusaha dan bergerak dengan segala apa yang kubisa, aku percaya selama sewaktu membagi ruang tersebut selalu ada disini, sesuatu yang mempunyai luas tertentu untuk dapat aku mencapainya disana, aku pasti bisa mengisi satuan juga setiap detik, menit, jam. Untuk melahirkan besar sebuah kesempatan yang aku harapkan berlalu tertinggal..

"Apa tidak ada yang membutuhkan bantuan disini, wahai kawan disana." Teriak kamu bersama dia yang tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Aku kira kamu dan dia akan selalu tertidur dalam sewaktu, sedangkan aku terus bergerak dalam sewaktu yang seolah mulai memakanku. Aku, kamu dan dia pun melaksanakan tugas dan tanggung jawab, penuh keseriusan yang semakin mulai tegang keadaan terjepit dalam kesempitan, namun akhirnya kami dapat bernafas lega sambil bersorak dengan meneriakkan..

"Jalan yang rusak sukses perbaikan, terima kasih sewaktu untuk segalanya." Teriak dia mewakili aku dan kamu yang bahagia telah terlampiaskan, segala hal bersama jerih payah yang tertinggal tersebut bersama kami, dari awal hingga akhir ini, tidak menjadi hal sia-sia, aku sangat berterima kasih dalam hatiku kepada kamu dan dia, tidak lupa juga bersama seperti yang dikatakan dia oleh sewaktu, bersedia untuk membagi ruangnya berpijak dan mengisi satuan untuk bergerak..


Sewaktu Membagi Ruang Mengisi Satuan


photo credit: black ground via photopin (license)

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Sewaktu Membagi Ruang Mengisi Satuan"

  1. Saya belum bisa menyimpulkan intisari dari sebuah cerita sewaktu membagi ruang mengisi satuan ini.. huft mungkin saya gagal fokus :(

    BalasHapus

Budayakan Membaca Sebelum Berkomentar