Apa yang akan kamu tulis jika
tulisan tidak dianggap bernilai, seperti itu lah yang terjadi pada kehidupan
Sekolahku saat ini, aku terus dan selalu belajar untuk berjuang keras meraih
itu, namun apa daya aku harus terus mengulang dari setiap kegagalan. Walau apa
pun yang terjadi, aku tetap menikmati kehidupan Sekolahku bersama teman-teman
saat ini, aku bercanda tawa sambil mengiringi tawa bersama menghabiskan setiap
hari seperti dialami dari mereka semua..
Aku pun merasa sangat yakin dari
suatu kehidupan Sekolah terindah, dapat berlalu dengan cepat dan akan berhenti
pada musim tertentu, musim dimana kita akan menempuh langkah selanjutnya dari
sebuah kehidupan, dimana kehidupan Sekolah itu akan berganti dengan kehidupan
yang berbeda..
Jadi sebelum segala hal itu
terjadi pada hidupku ini tentunya, aku tidak mau melewatkan hari-hari yang
berlalu dengan percuma, aku akan menghabiskan semua hari tersebut dan
mengisinya dengan semangat, seperti teman-teman yang lainnya dimana aku harus
menikmati SMA..
Dari duduk di bangku yang sama
dengan teman-teman kita, bermain mungkin kiranya seperti anak-anak kecil
selingi waktu ketika jenuh, ngobrol yang mengarah pada kesenangan pribadi
tentang segala hal kejadian, jalan-jalan selalu bersama dan tidak lupa yang
membuatnya terindah..
“Aku sudah meminjam buku ini,
boleh aku meminjam buku lainnya?” Tanya salah satu gadis yang aku taksir karena
berbagai hal darinya. Dia seorang yang penuh lemah lembut seperti cewek lain
umumnya, namun yang membedakan dari lemah lembut adalah dia sangat pengertian,
cepat tanggap dengan terlihat dewasa ketika menghadapi masalah apapun
hadapannya..
“Boleh, ambil saja yang mana yang
kamu suka, seperti biasa.” Jawabku kepadanya yang saat itu menjadi sebagai
petugas perpustakaan berjaga. Aku yang penuh canggung setiap kali berkata
ketika bertemu dengannya, namun aku tidak bisa menghadapinya seperti dia yang
cepat tanggap..
Terlihat jauh dan sulit
mencapainya, namun ketika dekat canggung mengatakannya. Aku merasa dengan
menanggapiku bodoh dan malu sebagai seorang laki-laki. Aku berpikir mungkin
tiada kecocokkan diriku ini dengan dirinya itu. Aku terdiam seraya tanpa
berkata apa lagi selain kata seharusnya. Kata-kata dimana aku harus
mengatakannya dari mulut ke mulut. Seperti sebuah pekerjaan yang berulang kali
itu selalu untuk dilakukan..
“Kamu juga harus banyak belajar,
petugas perpustakaan tidak boleh melupakannya.” Kata darinya dengan lemah
lembut seperti dirinya hanyut dalam ketenangan. Dibalik senyuman terdapat
banyak keindahan yang terpancarkan membuatku semakin tertarik. Sambil
merenungkan diriku ini, aku pun mencoba menenangkan sambil membalasnya..
“Baiklah petugas OSIS, terima
kasih. Kata-katamu sangat menarik bagiku.” Kataku kepadanya dengan sambil
bergerak mendekati dirinya untuk mengatakan seharusnya, kata-kata yang bukan
seharusnya berkata tentang sebuah pekerjaan hidupku, melainkan kata-kata yang
harusnya dengan keterbukaan dari segala kekurangan..
Aku akui hal ini yang harus juga
aku nikmati selain, masa-masa yang biasanya aku nikmati bersama teman-teman
lainnya, aku harus menanggapi segala sesuatu penuh keterbukaan diri seperti
katanya, walaupun secara tidak langsung baginya untuk mengatakan jelas tepat
padaku, namun entah alasan apa kata-kata darinya tersebut memiliki keistimewaan
dan membuatku seolah mendadak begini mengerti walaupun biasanya tidak begitu..
Suatu ketika, aku bersama dia
pasti akan menjadi teman baik. Teman yang saling mengerti antara satu sama yang
lain mempertaruhkan segalanya. Kemudian, melalui segala hal tersebut dengan mengisi
penuh keindahan sama seperti yang kulakukan pada teman-temanku yang lainnya,
sesuatu terindah..
photo credit: Piano gallery / pianogalerij, Instituut van de Ursulinen via photopin (license)
Belum ada tanggapan untuk "Nikmati Hari Sebelum Musim Tertentu"
Posting Komentar
Budayakan Membaca Sebelum Berkomentar