Payung Hujan

Orang menggunakan payung untuk melindungi dari tetesan hujan. Seperti cerita kali ini yang menceritakan Eko bersama dengan orang tuanya. Eko adalah anak dari Ayah dan Ibu kandungnya, dan jika berbicara kehidupan keluarga Eko, Eko memiliki kehidupan keluarga dengan kebutuhan yang memadai dan mendapat kasih sayang yang baik dari kedua orang tuanya, namun karena Eko masih kecil, Eko berbuat nakal dan melakukan apa yang dia inginkan..

“Hujan-hujan, senang sekali!” Teriak Eko.

“Eko, jangan main hujan, nanti sakit.” Kata Ibu.

“Iya, cepat masuk, Eko.” Kata Ayah.

“Tidak mau, main hujan itu menyenangkan.” Kata Eko.

“Bagaimana Yah?” Tanya Ibu.

“Ibu ambil Payung Hujan.” Jawab Ayah.

“Baik.” Kata Ibu.

Sementara Ibu meninggalkan Ayah dan Eko, Eko sedang berteriak sesuatu..

“Yah, sini, Yah!” Teriak Eko.

Ayah hanya terdiam dan Ibu datang membawa Payung Hujan dan memberikannya pada Ayah, Ayah pun mulai mendekatinya..

“Eko, ayo masuk!” Perintah Ayah.

“Tapi, Yah.” Kata Eko.

“Sudah, ayo masuk, nanti kamu sakit.” Kata Ayah.

“Baik, Yah.” Kata Eko.

Sesampainya di dalam Rumah, sambil mengamati hujan turun yang belum kian berhenti, Eko bersama Ayah dan Ibunya duduk-duduk di teras Rumah..

“Eko, sini.” Kata Ibu.

“Apa, Bu?” Tanya Eko.

“Eko, jangan suka main hujan ya.” Kata Ibu.

“Tapi Bu.” Kata Eko.

“Tapi kamu harus dengar.” Kata Ibu.

“Yah, Ibu.” Keluh Eko.

Eko kemudian mendapatkan ide yang cemerlang menurut bagi dirinya tersebut..

“Kalau begitu, kalau pun hujan, pakai Payung Hujan. Jadi Eko bisa main.” Kata Eko.

“Tetap saja tidak boleh.” Kata Ibu.

“Yah, Ibu.” Kata Eko.

“Sekarang Ibu tanya.” Kata Ibu.

“Tanya apa?” Tanya Eko.

“Payung Hujan digunakan untuk apa, Eko?” Tanya Ibu.

“Digunakan untuk bermain, benar kan Bu?” Tanya Eko.

Eko berpura-pura padahal Eko tahu dan mengerti..

“Salah, Eko. Payung Hujan digunakan untuk melindungi diri dari hujan, selain itu Payung Hujan juga dapat digunakan untuk menjaga kesehatan.” Jawab Ibu.

“Bukannya sama saja, Bu?” Tanya Eko.

“Iya kah?” Tanya Ibu.

“Iya, Bu. Sama saja.” Jawab Eko.

“Ternyata anak Ibu memang pintar ya.” Puji Ibu.

“Iya, pasti dong. Bu.” Kata Eko.

“Bagus kalau begitu, jadi dengar dan ikuti nasihat Ibu dan Ayah, Ok?” Tanya Ibu.

“Iya, deh, Bu. Maaf.” Kata Eko.

“Iya, tidak apa-apa.” Kata Ibu.

“Iya, benar, apa yang dikatakan Ibu.” Kata Ayah.

Melihat Ibu dan Ayahnya yang seakan lelah, tapi berjuang dan bekerja keras, membuat Eko jadi terdorong akan sadar sesuatu..

“Iya, Yah. Ayah dan Ibu tenang.” Kata Eko.

“Tenang?” Tanya Ayah dan Ibu.

“Iya, karena Eko pasti akan jadi anak baik.” Jawab Eko.

“Bagus lah, kalau begitu.” Kata Ayah.

“Tapi Yah?” Tanya Eko.

“Tapi, apa?” Tanya Ayah.

“Ayah juga tidak boleh main hujan, karena Ayah sering bekerja, Ayah jangan lupa bawa Payung Hujan.” Jawab Eko.

“Eko.” Kata Ayah.

“Ayah, Ingat ya, janji.” Kata Eko.

“Iya. Eko.” Kata Ayah.

Begitu kiranya, cerita keluarga Ayah dan Ibu bersama Eko dengan kehidupan yang penuh bahagia, hari demi hari berjalan dengan bahagia, namun suatu ketika terjadi sesuatu hal. Hari hujan datang kembali seperti sebelumnya. Ibu sedang memasak sedangkan Eko bermain di dalam Rumah tersebut..

“Eko.” Kata Ibu.

“Iya?” Tanya Eko.

“Apa Ayah sudah bawa Payung Hujan?” Tanya Ibu.

“Payung Hujan?” Tanya Eko.

“Iya, Eko. Coba kamu lihat sana, bisa, Eko?” Tanya Ibu.

“Bisa Bu.” Jawab Eko.

Eko melihat Payung Hujan yang pernah Ayah bawakan kepada Eko, ternyata tidak dibawa oleh Ayah. Eko pun memberitahukannya pada Ibu..

“Sepertinya Ayah lupa, Bu.” Kata Eko.

“Wah lupa ya, bagaimana nih?” Tanya Ibu.

“Padahal Ayah sudah janji.” Jawab Eko.

“Ibu bingung, Ibu lagi memasak sekarang, tidak bisa untuk ditinggal. Hujannya deras lagi sekarang.” Kata Ibu.

Eko melihat Ibu yang penuh kebingungan dan kekhawatiran..

“Ibu tenang saja, biar Eko membawa.” Kata Eko.

“Tapi Eko, tidak usah, malah merepotkan, tidak apa-apa juga.” Kata Ibu.

“Tidak bisa.” Kata Eko.

“Eh?” Bingung Ibu.

“Karena Ayah juga sudah berjanji, kan?” Tanya Eko.

“Eko.” Kata Ibu.

“Ibu tenang saja memasak, lagipula tempat kerja Ayah juga tidak jauh dari Rumah, kan?” Tanya Eko.

“Iya. Kamu tahu jelas alamatnya, Eko?” Tanya Ibu.

“Tahu, Bu. Pokoknya Ibu tenang deh.” Jawab Eko.

Melihat keseriusan dari Eko, Ibu pun menggangguk yakin..

“Baiklah, kamu boleh pergi, hati-hati di jalan dan segera pulang ya.” Kata Ibu.

“Baik, Bu.” Kata Eko.

Eko pergi berangkat keluar dari Rumah membawa Payung Hujan tersebut ke tempat kerja Ayah. Tampak Ayah belum keluar selesai kerjanya, Eko pun menunggu di bangku yang disediakan oleh Petugas Keamanan. Dan beberapa lama kemudian..

“Eko.” Kata Ayah.

Ayah melihat Eko yang kelihatan sangat lelah hingga tidur pulas di bangku. Petugas Keamanan memberitahukan dengan jelas kepada Ayah Eko mengenai Eko. Petugas Keamanan juga menjaga Eko dengan baik. Karena tidak ingin mengganggu Eko, Ayah pun membawa Payung Hujan dan juga menggendong Eko dari belakang dengan bantuan dari Petugas Keamanan..

“Janji harus ditepati. Ayah sudah membawakan Payung Hujan buat Eko. Eko juga harus membalasnya, Eko harus menjadi anak yang baik.” Kata Eko.

Eko berkata sambil tertidur dan membuat Ayah menangis sesaat ketika sepanjang perjalanan menuju ke Rumah. Sesampainya di Rumah, tampak Ibu sudah menunggu dengan masakan yang sudah selesai dimasak..

“Eko!” Khawatir Ibu.

Ayah mengedipkan mata kepada Ibu Eko meminta untuk jangan mengganggu. Kemudian Ayah membaringkan di tempat tidurnya..

“Jangan khawatir, Bu.” Kata Ayah.

“Tapi sudah waktunya makan.” Kata Ibu.

“Biarkan Ayah saja membangunkannya.” Kata Ayah.

“Oh, iya lah, Yah.” Kata Ibu.

Ibu tersenyum sambil memandang Eko bersama dengan Ayah dari luar Kamar Eko..

“Kita sangat beruntung ya.” Kata Ibu.

“Iya, Bu. Mungkin saja.” Kata Ayah.

Bersama juga Ayah yang tersenyum memandang Eko yang tertidur dengan pulas, beberapa lama kemudian Ayah membangunkan Eko mengajak makan bersama Ibu. Eko merasa lupa dan terlihat kebingungan. Ayah dan Ibu tertawa melihat Eko. Kemudian, Ayah dan Ibu bersama anaknya yang tercinta, makan bersama dengan terhibur riang gembira..


Payung Hujan


photo credit: via photopin (license)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Payung Hujan"

Posting Komentar

Budayakan Membaca Sebelum Berkomentar