“Apa aku tidak terlambat ya?” Tanya Clara.
“Clara!” Teriak Virla.
“Maaf, Virla.” Kata Clara.
Clara melihat Virla yang tengah
berlari dengan kuat hingga kelelahan..
“Apa aku terlambat, Virla?” Tanya
Clara.
“Tidak, sama sekali, kok.” Jawab
Virla.
“Tidak ya, syukurlah begitu.”
Kata Clara.
“Tepat pada waktunya, Virla.”
Kata Virla.
“Begitu..” Ucap Clara.
Hari ini, Clara dan Virla
mengadakan pertemuan bersama untuk melaksanakan mimpi tersebut..
“Clara, apa aku harus minta
bantuan dari orang-orang disini?” Tanya Virla.
“Tidak, ini kan mimpi kita
berdua.” Jawab Clara.
“Tapi tiba-tiba aku tidak yakin.”
Kata Virla.
Virla merasakan perasaan yang
bergejolak aneh seakan menghentikan mimpi berdua yang dimiliki oleh Virla dan
Clara..
“Kenapa, Virla?” Tanya Clara.
“Karena mungkin mimpi ini memikul
beban dan tanggung jawab besar.” Jawab Virla.
“Ada alasannya semua itu.” Kata
Clara.
“Alasannya apa?” Tanya Virla.
“Tentu ada alasan tersendiri.”
Jawab Clara.
Alasan yang membuat Clara tidak
dapat mengutarakannya langsung kepada Virla mengenai mimpi yang dirasakan oleh
Clara itu sendiri..
“Iya sih, tapi tetap saja rasanya
susah bagiku.” Kata Virla.
“Apa kamu menyerah atas sudah
kerja yang kita perjuangkan hingga saat ini?” Tanya Clara.
“Maaf, Clara.” Jawab Virla.
“Ini adalah dari mimpi kita
berdua, bersama-sama juga melaksanakannya.” Kata Clara.
“Clara, maaf. Aku tidak yakin
bisa. Awalnya aku mengira bisa, namun melihat saat ini.” Kata Virla.
“Iya, sudah, Virla. Aku tidak
memaksa.” Kata Clara.
Clara tidak bisa juga memaksa
dari keputusan yang ditentukan Virla namun Clara..
“Eh, Clara?” Tanya Virla.
“Kita mempunyai hubungan yang
cukup sulit.” Jawab Clara.
“Clara?” Tanya Virla.
“Padahal kamu selalu datang tepat
waktu untuk mengatur kotak mimpi kita berdua.” Jawab Clara.
“Datang tepat waktu dan Kotak
Mimpi?” Tanya Virla.
“Iya, Virla, Kotak Mimpi.” Jawab
Clara.
“Benar juga..” Ucap Virla.
Virla merasakan sesuatu hal dari
dirinya yang terlupakan dan teringat..
“Kadang tertawa, kadang tersedih,
kadang terbingung dan terdiam.” Kata Virla.
“Terjatuh kemudian terbangun
kembali.” Kata Clara.
“Kamu begitu ingin meyakinkanku
untuk berubah dari keputusan?” Tanya Virla.
“Aku tidak juga mengharapkan dari
begitu. Aku cuma teringat dengan sesuatu terlupakan.” Jawab Clara.
“Begitu ya..” Ucap Virla.
Kotak Mimpi yang pernah Virla dan
Clara katakan tersebut bersama, menjanjikan pada sesuatu hal yang terlupakan
dan teringat kembali sekarang..
“Padahal kamu selalu datang
terlambat ya?” Tanya Virla.
“Iya, Virla. Tapi aku ada alasan.”
Jawab Clara.
“Iya, aku tahu alasannya.” Kata
Virla.
“Kamu tahu?” Tanya Clara.
“Iya, mungkin saja tahu.” Kata
Virla.
Kotak Mimpi dimana mereka berdua
juga selalu untuk melaksanakan bersama. Walaupun Virla sendiri belum dapat
mengerti dengan jelas maksud sebenarnya dari mimpi yang dikatakan oleh Clara,
tapi Virla mulai merasakan dan mengerti suatu hal sekarang ini..
“Semua yang kamu lakukan tersebut
dalam melaksanakan mimpi selalu ada alasan tersendiri, walaupun aku selalu
penasaran, karena alasan tersendiri itu, aku berusaha membantumu hingga saat
ini.” Kata Virla.
“Begitu ya, apa hanya itu
alasannya? Tanya Clara.
“Iya, mungkin hanya itu, namun
kamu dapat mengerti begitu jauh bila merasakannya.” Jawab Virla.
Virla menjawab pertanyaan Clara
tersebut sambil memegang hatinya dengan lembut, walaupun kata-kata yang
terucapkan tersebut kelihatan sederhana, namun orang tertentu dapat merasakan
maksud dari sebenarnya alasan tersebut. Clara tersenyum memandanginya berkata..
“Virla, kamu ini memang hebat ya.”
Kata Clara.
“Hebat darimana?” Bingung Virla.
“Kalau kamu kelihatan serius,
semua laki-laki seperti seakan terpikat.” Jawab Clara.
“Ah, masa?” Tanya Virla.
“Iya, coba lihat saja sendiri.
Virla.” Jawab Clara.
Clara tersenyum dan Virla merasa
malu..
“Padahal aku tidak begitu, aku
orang yang pemalu dan pendiam kalau bertemu dengan orang-orang yang tidak
dikenal.” Kata Virla.
“Tapi kenapa kamu begitu berbeda
denganku?” Tanya Clara.
“Iya, karena itu alasannya.”
Jawab Virla.
“Oh, begitu.” Kata Clara.
“Kamu berbeda daripada lainnya,
karena itu membuatku memberikan alasan unik bagiku sendiri.” Kata Virla.
“Jadi, begitu.” Kata Clara.
“Kamu selalu tersenyum dan
berusaha keras dengan apa yang diyakinkan dan mencoba membangun situasi dengan
baik lewat cara yang unik.” Kata Virla.
“Begitu, ya.” Kata Clara.
“Iya, aku juga mungkin tidak
dapat kuat berdiri selalu disini tanpa adanya kehadiran kamu, karena itu juga
aku selalu datang tepat waktu dengan mendahulukan dari kamu, aku datang untuk
mendengarmu berbicara dan melihatmu bekerja. Terutama untuk mengetahui
sebenarnya maksud dari mimpi, Clara.” Kata Virla.
Tepat waktu bagi Virla adalah
mendahulukan dirinya datang sebelum waktu yang dijanjikan oleh Virla dan Clara,
sedangkan tepat waktu bagi Clara adalah waktu yang dijanjikan tersebut..
“Begitu penilaianmu.” Kata Clara.
“Iya, begitu.” Kata Virla.
“Sudah cukup?” Tanya Clara.
“Iya, sudah.” Jawab Virla.
“Kamu membuatku, jadi tidak bisa
menahannya.” Kata Clara.
“Eh, Clara?” Tanya Virla.
“Apa aku harus sedih?” Tanya Clara.
Virla terdiam..
“Atau aku harus bahagia?” Tanya
Clara.
Virla terdiam..
“Perasaan ini sungguh
membingungkan.” Kata Clara.
“Aku mungkin dapat merasakannya..”
Ucap Virla.
Sesuatu perasaan yang melekat dan
tersembunyi di hati Clara membuat Virla merasakannya. Perasaan yang tercampur
aduk hingga membuat kebingungan sampai menahan diri sedalam-dalamnya untuk
tidak mengeluarkan perasaan sebenarnya..
“Perasaan sebenarnya dari
mimpimu..” Ucap Virla.
Angin bertiup lemah lembut namun
mengena bagi hati Virla dan Clara disana..
“Tapi kita tidak bisa
mewujudkannya bersama, seperti sesuai yang kukatakan pada sebelumnya.” Kata
Virla.
“Begitu, Virla?” Tanya Clara.
“Iya, begitu.” Jawab Virla.
Angin bertiup dengan mulai keras
menerbangkan suasana perasaan yang dirasakan Virla dan Clara sendiri dan
berhenti tiba-tiba..
“Jangan katakan!” Tangis Virla.
Virla seakan merasa tahu bahwa
Clara ingin mengucapkan mimpi dalam kotak mimpi..
“Virla, aku ingin bersamamu
sampai selamanya, itu mimpi sebenarnya kumiliki..” Ucap Clara.
“Sudah kubilang, jangan katakan,
aku tidak sanggup merasakannya.” Tangis Virla.
“Kamu tidak salah dengan apa yang
kamu nilai tentang diriku.” Kata Clara.
“Kenapa, kamu harus katakan?”
Tangis Virla.
“Mungkin seharusnya ini kukatakan
pada awal-awal sekali. Namun sepertinya juga tidak ada perubahan.” Kata Clara.
Virla terdiam dalam tangis..
“Karena Virla, perasaan dari kamu
sesungguhnya, dihalangkan suatu alasan tertentu.” Kata Clara.
“Aku tahu, alasan tersebut, alasan
dari berbagai alasan yang juga kamu miliki.” Tangis Virla.
Alasan yang selalu dibuat oleh
Clara dan dibuat oleh Virla dan tentu juga alasan tersendiri bagi Clara dan
Virla tentang mimpinya dalam kotak mimpi yang tersimpan dan termiliki hanya
Clara dan Virla, selalu bersama bekerja keras hingga saat-saat ini untuk
menjaganya. Virla berhenti dalam tangis..
“Aku tidak sanggup melanjutkan
hubungan ini, namun aku akan selalu teringat kenangan bersama ini.” Kata Virla.
“Alasan tersebut.” Kata Clara.
“Karena aku sakit, Clara.” Kata
Virla.
“Iya, karena itu, aku selalu berusaha
juga untuk tidak mengecewakan dan menjaga ikatan berharga ini walaupun hanya
sementara, tapi Virla.” Kata Clara.
Clara terdiam dan kemudian
bersedih menangis..
“Sekarang giliran ya, Clara?”
Tanya Virla.
Clara terdiam dalam tangis
memandangi Virla yang tersenyum..
“Kenapa, harus saja terjadi!” Tangis
Clara.
“Sudah, jangan menangis, Virla.”
Kata Virla.
“Apa sakit itu tidak dapat
disembuhkan?” Tangis Clara.
“Maaf, Clara.” Jawab Virla.
Clara terdiam dalam tangis
kembali lagi..
“Kenapa kamu harus serius?” Tanya
Virla.
Virla terus tersenyum untuk Clara
yang berdiri bersamanya..
“Bagiku, kita saat ini sudah
bersama hingga selamanya, karena mimpi tersebut kini tinggal dalam kotak mimpi,
dimana kita bertemu berbagi hal-hal yang unik dan menarik.” Kata Virla.
Clara tidak sanggup untuk kuat
dirinya seperti biasanya tapi Virla selalu berusaha meyakinkan dengan segala
macam cara yang ada. Melihat tersebut, Virla datang dan mengusili Clara agar
tidak larut dalam tangisannya..
“Jangan, Virla!” Teriak Clara.
Virla memiliki sakit misterius,
karena itu Virla tidak bisa mempertahankannya lagi sejauh daripada sekarang,
perasaan yang bergejolak tiba-tiba tersebut dirasakan Virla bukan adalah secara
kebetulan, Virla sudah menyadarinya dengan perkiraannya tepat, Clara pun sudah
mengetahuinya sejak bersama dengan Virla, karena itu Clara menutupi sedalam
mungkin mengenai mimpinya kini dalam kotak mimpi, namun saja pertemuan Virla
dan Clara mungkin kebetulan, perasaan yang saling terhubungkan, menghabiskan
waktu bersama-sama mengisi kenangan dengan berbagai perasaan yang ada..
photo credit: Légèreté via photopin (license)
Belum ada tanggapan untuk "Kotak Mimpi"
Posting Komentar
Budayakan Membaca Sebelum Berkomentar