Sungguh Bahagia Merasa Bisa Membantu

Sebelum menceritakan dari cerita hari ini, sebaiknya memperhatikan sekeliling arah. Bukan cerita ini akan mengarahkan kita pada sesuatu tidak benar, namun hanya memperingatkan bagaimana cara menikmati cerita dengan situasi tertentu, karena cerita adalah sesuatu yang menarik, bila kita bisa mengerti..

"Sudah selesai mencarinya? Kalau sudah, tolong bantu aku disini ya?" Tanya kamu disana yang berdiri sedang mengangkat barang-barang tertentu. Barang-barang yang akan dikemas untuk melakukan bepergian yang jauh. Dengan suaranya yang mungil dan indah, membuatku ikut tergerak membantunya..

"Apa mungkin barangnya yang ini? Atau mungkin adalah yang itu?" Tanyaku kepadanya sambil mengulurkan kedua tangan kiri dan kanan mengenggam. Sesuatu darinya yang diminta padaku untuk meminta bantuanku mencari hal. Hal yang amat penting bagi dirinya seakan bernilai bagi dirinya, karena terlihat bagaimana bersikeras kamu meminta aku dengan cara sendirinya..

"Mana, coba lihat? Tolong dibuka. Aku ingin melihatnya apa benar." Jawab kamu yang begitu terlihat serius dengan menampilkan aura penampilannya. Membuatku seakan jadi terpesona memandangnya, tidak sengaja aku melamun sesaat. Karena terpana memandang kecantikan dari kamu disana dan aku disini..

"Sungguh Bahagia Merasa Bisa Membantu, satu perasaanku terjadi saat ini." Kataku menatap dengan mata setajam silet seperti seolah membuatnya takut. Namun kamu tidak terpengaruh dalam tatapan mata aku memperlihatkan seram. Aku dan kamu saling memandang, seiring waktu berjalan mengikuti angin..

"Ini dia dua barang yang aku cari, terima kasih bantuannya." Kata kamu membuka dua genggaman tanganku secara halus dan lembut. Benar-benar membuat terkesan ketika seakan kamu menenggelamkan semua perasaanku. Kecuali satu perasaan seperti kukatakan, membuat satu perasaan merasa bersinar..

"Serius? Bukankah katanya cuma satu, kenapa jadi sekarang malah dua?" Tanyaku kepadanya seiring masih memandangnya namun tidak sebegitu kiranya sebelumnya. Aku ingin mendengar apa jawabannya, suara khas dari cara berbicara. Jawaban apa juga yang keluar, membuatku penasaran memiliki satu perasaan..

"Iya, satunya memang punyaku kok, satunya kusimpan adalah punyamu. Bolehkah?" Tanya kamu kembali terlontarkan darinya, membuatku jadi terpikat memandangnya kembali. Perasaan itu dari sebuah perasaan yang aku miliki tanpa tersadar, semakin bersinar terang dan seakan menerangi berbagai sekeliling arah tertentu..

"Boleh, ambil lah, tidak masalah. Terserah saja yang kamu mau." Jawabku cuek kepadanya menipu pandangannya agar tidak mengenal perasaanku sebenarnya. Aku terdiam kemudian sambil memalingkan arah dari pandanganku sebelumnya terhadapnya. Tiba-tiba aku bersikap dingin namun tetap tidak bisa melupakannya..

"Terima kasih banyak terakhir kali, aku pun sungguh bahagia sekarang." Kata kamu kepadaku dengan nada lemah lembut mengenai satu perasaanku. Perasaan salah satu yang tidak bisa dilupakan terbenam sedalam lautan. Kini terapung mengikuti arus dan terdampar salah satu tempat tertentu. Tempat itu adalah dirimu ini, telah tersampaikan walaupun tidak langsung. Aku sangat yakin apa yang dirasakan saat ini sama denganku. Walaupun aku dan kamu memiliki kedua gaya hidup yang berbeda, namun aku dan kamu memiliki satu perasaan sekarang ini, bahagia..

"Iya, baiklah, cepat selesaikan. Masih ada hal perlu dibantu, kan?" Tanyaku kepadanya mengingatkan untuknya dengan perkataan darinya sebelumnya tersebut buatku. Kamu yang tersipu malu memandangku, kemudian tergerak mengikuti kehendak seharusnya. Aku membantu mengemas barang keperluannya, kemudian aku dan kamu bepergian. Bersama-sama sambil saling melirik, namun sukar bagi mengucapkan sebenarnya. Kemudian ingin tertawa meluapkan perasaan bahagia tersebut secara bersama-sama..


Sungguh Bahagia Merasa Bisa Membantu


photo credit: I could be the one via photopin (license)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Sungguh Bahagia Merasa Bisa Membantu"

Posting Komentar

Budayakan Membaca Sebelum Berkomentar